Ibadah sebagai gaya hidup dan ibadah sebagai kewajiban (kewajiban) adalah dua atribut yang berbeda namun terkait erat. Musik di gereja adalah tindakan penyembahan kepada Tuhan di mana penyembah mengangkat hati, suara, dan tubuhnya sebagai pengorbanan (Rm 12:1).
Seorang penyembah secara alami diharapkan untuk menjalani kehidupan yang didorong olehnya. Mereka yang menggiring orang ke dalam ibadah juga diharapkan memahami dinamika ibadah, sekarang saya tidak mengacu pada bentuk seninya, tetapi kehidupan (Roh) di dalamnya.
Saya pernah ke berbagai gereja di mana tim pujian memiliki individu yang benar-benar ingin melayani Tuhan melalui penyembahan dengan berada di tim pujian paduan suara, tetapi individu-individu tersebut benar-benar mengalami kesulitan untuk menerima kenyataan bahwa bernyanyi atau bermain mungkin tidak hanya menjadi karunia dan panggilan mereka.
Ini telah menciptakan situasi di mana ada dua jenis pelayan atau penyembah musik.
1- Mereka yang memiliki hati untuk beribadah dan ingin melayani Tuhan melalui menyanyi dan memainkan alat musik, tetapi tidak bisa karena kemampuan interpretasi suara yang buruk dan nuansa ritme yang buruk.
2-Mereka yang berbakat dan tertarik untuk tampil (bernyanyi dan bermain), tetapi tidak peduli dengan gaya hidup yang menuntut ibadah.
Dalam kedua situasi itu, harapan tidak bisa dan tidak boleh hilang.
Saya percaya bahwa pelatihan diperlukan bagi para penyembah karena itu memperkenalkan mereka pada konsep ibadah dalam memahami bahwa keunggulan diperlukan, komitmen tidak dapat diabaikan, dan menjalani gaya hidup ibadah membuat pengalaman ibadah menjadi berharga.
Ibadah adalah pengalaman yang menyenangkan namun terkadang keindahannya dapat dengan mudah diabaikan atau dilewatkan ketika sulit untuk melihat hasil dari ibadah kita. Situasi ini menjadi lebih serius ketika seorang jamaah diharapkan untuk memimpin sebuah ibadah ketika mereka sedang mengalami masalah dalam hidup mereka. Pemahaman atau pemujaan yang lebih dalam dan kehidupan yang dibutuhkan membuatnya menjadi petualangan yang mudah.
Apa yang harus dilakukan untuk menganjurkan pelatihan yang tepat dan efektif bagi para penyembah?
1. Ketertarikan yang tulus dalam kehidupan mereka surat yasin yang terlibat dengan ibadah dari gereja atau pemimpin tim pujian atau paduan suara- Mereka tidak boleh dilihat sebagai pekerja sewaan atau milik gereja.
2. Sistem evaluasi yang tepat untuk menilai efektivitas pelayanan tim pujian atau paduan suara: Efektivitas lagu dapat diketahui melalui kesaksian.